
Ketika kenyataan dan mimpi serasa tak berbatas,
Hanya angan yang bebas lepas diantara keduanya,
Memperdaya nyata dan mencemooh mimpi yang tak kuasa membalas,
Kebebasan angan membuatnya semakin arogan dan menggila,
Tak ragu memantaskan diri dengan berias,
Meyakinkan alam nyata dan mimpi akan kegilaannya,
Tetapi, sampai kapan? Tiba- tiba kesadaran menghempas,
Anganpun tersadar, tidak seharusnya dia lupa diri dan menjadi penguasa,
Ohhh.. betapa malunya.. waktunya dia harus bergegas..